Harmonis yang Ikhlas

Dahulu jarak kita hanya sesenjana

Dipertemukan Yang Ada

Saban saat bertegur sapa

Lantas "tak segan" merajalela

Benci melumuri cinta

Tangis melapisi tawa

Namun, kini pilihan hati memisah

Menghapus benci menyisakan cinta

Mengusap tangis meninggalkan tawa

Saatnya ucapanmu terwujud Ma!

"Nduk sing akur! Lek duduk dulurmu sopo sing arep nulung?"

Dik, selamat jumpa

Kami sambut dikau dengan cinta yang tak berselimut dusta 

nnr

 Kata yang "Bagaimana"

Aku yang bagaimana atau kau yang bagaimana?

Tak ku ucapkan, kau bilang "Kau pikir siapa dirimu!"

Ku ucapkan sekali, sinismu "Aku siapa bagimu?"

Ku ucapkan berulangkali, balasanmu "Hmm mau pamer yaa!!"

Ah! Aku yang bagaimana atau kau yang bagaimana? Atau kondisi yang bagaimana?

Sudahlah, kata sakti itu bukan hanya sulit diucapkan namun pun melinglungkan

maaf & terimakasih  

et # 01

(?)

 Suaka Wanita

Terlahir sebagai wanita bukanlah cela

Ia bukan hanya mesin pencetak generasi muda

Bukan pula babu peracik rasa

Apalagi sekadar busa pembersih noda

Ia adalah suaka

Tempat pulang sang kepala

Perantara mengubah lara menjadi tawa

Merangkai asa menjadi pilinan cerita nyata

Hai ma! ❤️🤍

Mencari Asvat-Ereta

Kashva, darinya berulang cerita

Yang terbentang antara Anyemeqen sampai Madinah

Mencari Himada yang semurni emas tubuhnya

Bertemu oase di sahara

Menjalani ritual budha maitreya

Menepikan kemewahan di meja kerja

Mengangkangi Khosrou raja Persia

Menelikung dari ajaran Zarathustra

Sampai linglung menyublim pada dirinya

Sampai lebur larut dalam El penjaga biara

Kepada Bar Nasha ia menguapkan tanya

"Apakah delusi itu nyata?"

Khanum, oh Atusa pada akhirnya hanya pada dirimu mengembun cinta 

"Jangan bergerak! Matahari terbit dari bahumu Kashva"

 

er#01

(?)

 Kenangan

Dari Garam Hitam Pengawet Kenangan hingga Mie Kenangan yang (sepertinya tak) menyenangkan

Kenangan-kenangan memiliki ruang masing-masing dalam ingatan 

Awal menyakitkan akhir menyenangkan

Jika tidak, ya berarti kebalikan 

Begitulah kehidupan

Tak akan membiarkanmu terjebak dalam tunggal perasaan 

untuk mie pocong yang tak bisa dilupakan, meski ku tak dirugikan

 ✍️💭

✍️💭= 👩‍🏫?

✍️💭=💭?

✍️⇆❤️+🤍?

✍️+🖤?

🙋‍♀️🌤️

mencoba efektivitas gambar dan tanda

(?)

 Hidup bukan hanya mengeluh saat berpeluh, tetapi juga menikmati semua proses dan progres tanpa protes. 

gus Nadir 

DINOSAURUS

Entitasmu telah punah

Begitu katanya

Namun, ternyata 

Dengan sangat tiba-tiba

Kau muncul dihadapanku

Membuyarkan seluruh anganku

Mencampuradukkan seluruh rasaku

Tolong,  menguaplah!

Percayalah padaku 

Kendati penasaran padamu

Kami tak ingin bertemu

tak selamanya yang kecil itu lucu

(untukmu yang mengalaminya, aku ingin mengatakan 

"santai, senyumin aja! kita sama kok ^_^)

 Nriman

Tak mengapa engkau jauh

Ku kan merindu setiap waktu

Tak mengapa engkau dekat

Ku kan tersenyum setiap saat

Sajak

Mengapa sajak?

Karena ia dapat meringkus tanpa harus meringkas meski dengan kata-kata yang terbatas.

Prima Sulistya 

 

Perjalanan Pencarian

 

Pada wajah yang menghangat

Kujumpai pijaran semangat

Pada kaki yang tertatih

Kujumpai murninya kasih

Pada hati yang kecewa

Kujumpai bongkahan asa

 

Bagaimanapun, tetap saja!

Yang tak pantas tak bisa patas

Yang tak terkesima  akan sukar jatuh suka

Yang tak dewasa berat untuk rela menerima

 

Rumit? Memang!

 

namun, yang tak boleh terlupakan

“Banyak hal yang tak pantas dipaksakan,

tapi layak diberi kesempatan”

untuk musafir